Hey, bisakah kamu ikut duduk sebentar?
Aku punya cerita yang mungkin tidak memiliki latar
Duduk saja sebelahku, tapi maaf bangku ini agak kasar.
Tapi cukup nyaman karena berukuran cukup besar.
Ceritaku tentang seorang pria, dia muda, besar, dan bahagia.
Kata orang si begitu, bagaimana tidak, senyumnya saja tidak bisa hilang dari wajahnya.
Menjadi bahagia merupakan tujuan utama setiap manusia, iya engga? mana ada manusia yang gak mau dirinya bahagia.
Sampai-sampai untuk membahagiakan dirinya, manusia ini membutuhkan bantuan dari manusia lainnya.
Membantu orang lain bahagia adalah tugas yang sangat mulia.
Bahagia bisa dicapai dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
Sialnya, manusia ini banyak sekali bahan untuk bahagia
yang kemudian dibagikan kepada teman temannya.
Suatu hari dia sedang bersama perempuan
Lihat betapa senangnya perempuan itu, tersenyum senyum selama perjalanan
Dia yang mengemudi didepan hanya bisa curi curi saja
Sambil pura pura serius, padahal bibir ingin senyum juga
Dasar pria, masih saja dia menjaga gengsinya
Senyum saja harus liat kiri kanan.
Perlahan dia memelankan laju kendaraan
Modus sederhana untuk menjaganya tetap bersama
Waktu itu dia hanya mengantarkan depan kosan
Iya benar, kosan wanita mana boleh masuk untuk pria
Tangan memegang persening untuk memindahkan gigi
Kaki pelan-pelan injak kompling untuk pergi
Sesampai di kosannya, kosan yang cukup luas berukuran empat kali tiga
Sesekali melihat jendela, berfikir tentang apa yang akan dilakukannya lusa
Mengajak dia pergi, tapi sudah sering untuk dilakukan
Tidak mengajak dia pergi, pasti hati ini akan cepat bosan.
Waktu itu masih sangat kagum-kagumnya
Wajar saja masih remaja, cinta bisa datang kapan saja
Kurang lebih enam tahun, suka itu tiba-tiba hilang
Mungkin cinta yang kadaluarsa, persis seperti yang radit bilang.
Merelakan orang yang kita sayang semakin dewasa ternyata semakin mudah
Cukup intropeksi diri, berkaca, dan tanya jujur terhadap diri sendiri
Bisakah membuat dia bahagia?
Bisakah dia tersenyum disetiap harinya?
dan bisa kah dia mewadahi egomu bahkan sebaliknya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar