buble

Selasa, 14 Juni 2022

Dasar Mulut Nakal

 Menjadi mulut ternyata lebih susah dari pada menjadi kuping

Tugas kuping itu gampang, dengar saja apa yang mulut katakan, peduli atau tidak itu urusan nanti.

Mulut? Bicara saja susah kadang lupa menyampaikan apa yang hati titipkan.
Bicaranya sedikit sekali, padahal kata katanya banyak yang tersangkut di tenggorokan.

Setelah bicara mengeluarkan seadanya, mulut menjadi kaku, hati merasa berat, otak mulai lelah.
Padahal kegiatan mu hanya ngetik saja sepanjang hari.
Bagaimana ya agar mereka bisa berdamai satu sama lain?
Apakah harus bertemu kuping yang pas? Atau jangan jangan harus mencari kuping dengan orang yang pas?

Menjadi manusia ternyata harus sering bicara
Namun, memulai pembicaraan saja butuh pemikiran
Berfikir bagaimana, untuk menyampaikannya, berfikir diterima atau tidak, dan berfikir 
Akan dipedulikan atau tidak.
Yang jelas ada tahapan yang kompleks untuk semua itu.

Pembicaraan kadang bisa diberhentikan oleh pikiran dan perasaan.
Mulut perlu memilih mana yang akan dipilih
Apakah akan berlandaskan logika?
Atau hanya sebetas peka?

Tapi diakhir mulut lebih memilih diam.
Diam-diam sambil berbisik kecil ke hati, "sabar ya tunggu saja waktu untuk unek-unek mu keluar, aku yakin pasti akan ada orang yang akan bertanya".
Proses itu berlanjut dari jam, hari bahkan entah sampai kapan, kata-kata yang sama dari mulut tetap membuat hati nyaman dalam bualannya.
Otak yang awalnya tertawa, tersenyum, hingga akhirnya murung, dan menyadari bahwa sesuatu yang melibatkan perasaan akan menghambat suatu pemikiran.

Sabtu, 11 Juni 2022

Mendengar?

Hey, bisakah kamu ikut duduk sebentar?

Aku punya cerita yang mungkin tidak memiliki latar

Duduk saja sebelahku, tapi maaf bangku ini agak kasar.

Tapi cukup nyaman karena berukuran cukup besar.


Ceritaku tentang seorang pria, dia muda, besar, dan bahagia.

Kata orang si begitu, bagaimana tidak, senyumnya saja tidak bisa hilang dari wajahnya.

Menjadi bahagia merupakan tujuan utama setiap manusia, iya engga? mana ada manusia yang gak mau dirinya bahagia.

Sampai-sampai untuk membahagiakan dirinya, manusia ini membutuhkan bantuan dari manusia lainnya.


Membantu orang lain bahagia adalah tugas yang sangat mulia.

Bahagia bisa dicapai dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.

Sialnya, manusia ini banyak sekali bahan untuk bahagia

yang kemudian dibagikan kepada teman temannya.


Suatu hari dia sedang bersama perempuan

Lihat betapa senangnya perempuan itu, tersenyum senyum selama perjalanan 

Dia yang mengemudi didepan hanya bisa curi curi saja

Sambil pura pura serius, padahal bibir ingin senyum juga


Dasar pria, masih saja dia menjaga gengsinya

Senyum saja harus liat kiri kanan.

Perlahan dia memelankan laju kendaraan

Modus sederhana untuk menjaganya tetap bersama


Waktu itu dia hanya mengantarkan depan kosan

Iya benar, kosan wanita mana boleh masuk untuk pria

Tangan memegang persening untuk memindahkan gigi

Kaki pelan-pelan injak kompling untuk pergi


Sesampai di kosannya, kosan yang cukup luas berukuran empat kali tiga

Sesekali melihat jendela, berfikir tentang apa yang akan dilakukannya lusa

Mengajak dia pergi, tapi sudah sering untuk dilakukan

Tidak mengajak dia pergi, pasti hati ini akan cepat bosan.


Waktu itu masih sangat kagum-kagumnya

Wajar saja masih remaja, cinta bisa datang kapan saja

Kurang lebih enam tahun, suka itu tiba-tiba hilang

Mungkin cinta yang  kadaluarsa, persis seperti yang radit bilang.


Merelakan orang yang kita sayang semakin dewasa ternyata semakin mudah

Cukup intropeksi diri, berkaca, dan tanya jujur terhadap diri sendiri

Bisakah membuat dia bahagia?

Bisakah dia tersenyum disetiap harinya?

dan bisa kah dia mewadahi egomu bahkan sebaliknya?